Senin, 19 Juli 2010

PERWILAYAHAN BERDASARKAN FENOMENA GEOGRAFIS

PERWILAYAHAN BERDASARKAN FENOMENA GEOGRAFIS

Wilayah permukaan bumi terdiri atas berbagai fenomena geografis. Fenomena geografis ini bisa dijadikan dasar untuk menentukan perwilayahan. Fenomena geografis yang timbul di permukaan bumi muncul akibat interaksi antar manusia dan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan bentang alam dan bentang budaya. Peranan manusia dalam interaksi sangat menonjol.
Kota merupakan suatu fenomena geografis, yang muncul akibat interaksi manusia dengan lingkungannya. Secara umum kota merupakan tempat bermukimnya warga, tempat bekerja, tempat kegiatan ekonomi, pusat pemerintahan, dan pusat kegiatan lainnya yang telah mengalami banyak kemajuan pembangunan fisik. Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan yang lebih besar, antara lain :
• Sebagai pusat permukiman (tempat tinggal) penduduk
• Pusat penumpukan modal dan keuangan
• Pusat kegiatan transportasi
• Pusat kegiatan konsumsi dan produksi
• Pusat kegiatan pemasaran dan perdagangan
• Pusat perindustrian
• Pusat kegiatan sosial budaya.

Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individualistis, dimana kepentingan individu lebih menonjol dibandingkan sikap solidaritas dan gotong royong. Didalam masyarakat kota, sistem pembagian kerja sangat jelas menurut keterampilan dan keahlihan masing-masing dan umumnya sangat mengahargai waktu. Cara berfikir dan bertindak warga kota lebih bersifat ekonomis, lebih mengenal hukum negara dan pelaksanaan upacara-upacara adat yang hanya berlaku di lingkungan terbatas.
Dua ahli geografi mencoba menganalisisi pola keruangan di wilayah perkotaan.
Pada tahun 1924, Burgess mengemukakan pola keruangan wilayah kota. Teori Burgess didasarkan pada penelitian dikota Chicago, Amerika Serikat.
Asumsi dasar pembagian pola keruangan kota oleh Burgess adalah :
• Kota berada di daerah yang datar
• Sistem transportasi di tiap lokasi bagus dan murah
• Harga tanah tertinggi ada dipusat kota dan semakin menurun ke arah luar kota
• Bangunan tua ada di pusat atau dekat kota
• Latar belakang kota terdiri dari variasi etnis dan kelas sosial ekonomi

Model keruangan Hoyt di kemukakan pada tahu 1939. Model ini berdasarkan pada pemetaan delapan variabel permukiman untuk 142 kota di Amerika Serikat.
Asumsi dasar model Hoyt hampir sama dengan model Burgess, hanya ditambah 3 faktor sebagai berikut :
• Adanya kelompok “ wealthy people “ (penduduk sejahter) yang memiliki mobol pribadi atau memiliki akses kendaraan umum
• Adanya lahan yang memiliki daya tarik yang sama.

Satu hal lain yang perlu diperhatikan sehubungan dengan maraknya kegiatan dikota adalah terjadinnya pemekaran kota. Semakin banyak kegiatan perekonomian di sutu kota, maka pemekaran semakin lolos. Pola pemekaran kota bisa di kategorikan menjadi 3, sebagai berikut :
1) Pola konsentris
Pola ini pada awalnya berasal dari suatu tempat yang berkembang di daerah pinggiran. Perkembangan tersebut terjadi sebagai akibat semakin maraknya kegiatan di tempat tersebut. Akhirnya lokasi awal tersebut menjadi pusat bisnis ban wilayah sekitarnya menjadi wilayah pendukung.
2) Pola Sektoral
Sektor-sektor kegiatan yang menjadi bagian dari suatu kota akan berkembang. Perkembangan setiap sektor tersebut akan membawa dampak terhadap pola keruangan di kota.

3) Pola Pusat kegiatan Ganda
Pola seperti nini berkembang dari kondisi lingkungan yang berbeda. Masing-masing kegiatan tersebut berkembang dan menjadi pusat kegiatan. Kota yang berkembang dengan pola yang seperti ini, biasannya kota yang berada di tepi pantai.

Kota dan desa di sekitarnya mempunyai hubungan timbal balik, sehingga barang-barang hasilpertanian dari desa di kirim kekota. Sebaliknya, hasil industri dari kota yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh penduduk desa dapat disalurkan.
Usaha-usaha pembangunan kota untuk mencapai keserasian dengan pembangunan pedesaan sekitarnya dilaksanakan pada berbagai bidang antara lain sebagai berikut.
a. Bidang transportasi
Dalam bidang transportasi selalu diusahakan perbaikan, pemeliharaan, dan pembangunan jalan-jalan baru yang menghubungkan kota dengan desa disekitarnya. Dengan demikian hasil produksi pertanian dari pedesaan mudah disalurkan kekota.
b. Bidang sarana penerangan listrik
Peningkatan pembangunan pusat-pusat listrik di kota dapat memperluas jaringan listrik, sehingga dimungkinkan adanya listrik masuk desa.
c. Bidang pendidikan
Pembangunan sekolah-sekolah terutama SMA dan sekolah kejuruan di kota kecil akan bermanfaat bagi daerah pedesaan sekitarnya.
d. Bidang industri
Peningkatan pembangunan industri dan proyek-proyek lain di kota kecil dan kota sedang dapat menyerap tenaga kerja dari pedesaan. Dengan demikian, pembangunan ini akan dapat mengurangi arus urbanisasi kekota-kota besar.
e. Bidang perdagangan
Perlu dilaksanakannya pemugaran, perluasan, dan pembangunan pasar serta pertokoan di kota. Hal tersebut akan semakin memperlancar perdagangan ( distribusi ) hasil industri dari kota dan hasil pertanian dari desa
f. Bidang media masa
Pembangunan sarana media masa, seperti surat kabar, radio, dan televisi dapat meningkatkan sarana penyuluhan dan penerangan masyarakat.
g. Bidang perkreditan
Cabang-cabang bank pemerintah maupun bank-bank perkreditan lain terus memperluas pelayanan kepada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat lebih mudah memperoleh kredit sebagai tambahan modal pertanian dan usaha produksi.
h. Bidang pelayanan kesehatan
Peningkatan pembangunan rumah sakit umum dikota-kota ditujukan untuk memperbesar daya tampung pasien, sehingga dapat menerima pasien dari desa dan sekitarnya.
i. Pembangunan kota kecil disekitar kota metropolitan
Pembangunan wilayah disekitar kota metropolitan atau pembangunan wilayah dikota satelit akan meringankan beban permukiman di wilayah inti kota.
Studi geografi pada prinsipnya merupakan studi keruangan tentang gejala-gejala geografi. Gejala geografi yang ada di sekitar kita merupakan hasil keseluruhan interelasi keruangan faktor alam dan faktor manusia. Dari hasil studi gejala yang nyata tersebut akan terbentuk suatu pola abstrak dalam diri kita yang disebut konsep.
Pola abtrak tersebut berkenaan dengan gejala yang konkret tentang geografi dan sering disebut konsep geografi. Konsep geografi ini merupakan pola abstrak yang
Pola abtrak tersebut berkenaan dengan gejala yang konkret tentang geografi dan sering disebut konsep geografi. Konsep geografi ini merupakan pola abstrak yang dapat digunakan untuk mengungkapkan berbagai faktor, gejala, dan masalah geografi.
Diposkan oleh fenomena geografis di 03:22 0 komentar
PERWILAYAHAN BERDASARKAN FENOMENA GEOGRAFIS

Wilayah permukaan bumi terdiri atas berbagai fenomena geografis. Fenomena geografis ini bisa dijadikan dasar untuk menentukan perwilayahan. Fenomena geografis yang timbul di permukaan bumi muncul akibat interaksi antar manusia dan lingkungannya. Interaksi itu menimbulkan bentang alam dan bentang budaya. Peranan manusia dalam interaksi sangat menonjol.
Kota merupakan suatu fenomena geografis, yang muncul akibat interaksi manusia dengan lingkungannya. Secara umum kota merupakan tempat bermukimnya warga, tempat bekerja, tempat kegiatan ekonomi, pusat pemerintahan, dan pusat kegiatan lainnya yang telah mengalami banyak kemajuan pembangunan fisik. Kota yang telah berkembang maju mempunyai peranan yang lebih besar, antara lain :
• Sebagai pusat permukiman (tempat tinggal) penduduk
• Pusat penumpukan modal dan keuangan
• Pusat kegiatan transportasi
• Pusat kegiatan konsumsi dan produksi
• Pusat kegiatan pemasaran dan perdagangan
• Pusat perindustrian
• Pusat kegiatan sosial budaya.

Pada umumnya masyarakat kota lebih bersifat individualistis, dimana kepentingan individu lebih menonjol dibandingkan sikap solidaritas dan gotong royong. Didalam masyarakat kota, sistem pembagian kerja sangat jelas menurut keterampilan dan keahlihan masing-masing dan umumnya sangat mengahargai waktu. Cara berfikir dan bertindak warga kota lebih bersifat ekonomis, lebih mengenal hukum negara dan pelaksanaan upacara-upacara adat yang hanya berlaku di lingkungan terbatas.
Dua ahli geografi mencoba menganalisisi pola keruangan di wilayah perkotaan.
Pada tahun 1924, Burgess mengemukakan pola keruangan wilayah kota. Teori Burgess didasarkan pada penelitian dikota Chicago, Amerika Serikat.
Asumsi dasar pembagian pola keruangan kota oleh Burgess adalah :
• Kota berada di daerah yang datar
• Sistem transportasi di tiap lokasi bagus dan murah
• Harga tanah tertinggi ada dipusat kota dan semakin menurun ke arah luar kota
• Bangunan tua ada di pusat atau dekat kota
• Latar belakang kota terdiri dari variasi etnis dan kelas sosial ekonomi

Model keruangan Hoyt di kemukakan pada tahu 1939. Model ini berdasarkan pada pemetaan delapan variabel permukiman untuk 142 kota di Amerika Serikat.
Asumsi dasar model Hoyt hampir sama dengan model Burgess, hanya ditambah 3 faktor sebagai berikut :
• Adanya kelompok “ wealthy people “ (penduduk sejahter) yang memiliki mobol pribadi atau memiliki akses kendaraan umum
• Adanya lahan yang memiliki daya tarik yang sama.

Satu hal lain yang perlu diperhatikan sehubungan dengan maraknya kegiatan dikota adalah terjadinnya pemekaran kota. Semakin banyak kegiatan perekonomian di sutu kota, maka pemekaran semakin lolos. Pola pemekaran kota bisa di kategorikan menjadi 3, sebagai berikut :
1) Pola konsentris
Pola ini pada awalnya berasal dari suatu tempat yang berkembang di daerah pinggiran. Perkembangan tersebut terjadi sebagai akibat semakin maraknya kegiatan di tempat tersebut. Akhirnya lokasi awal tersebut menjadi pusat bisnis ban wilayah sekitarnya menjadi wilayah pendukung.
2) Pola Sektoral
Sektor-sektor kegiatan yang menjadi bagian dari suatu kota akan berkembang. Perkembangan setiap sektor tersebut akan membawa dampak terhadap pola keruangan di kota.

3) Pola Pusat kegiatan Ganda
Pola seperti nini berkembang dari kondisi lingkungan yang berbeda. Masing-masing kegiatan tersebut berkembang dan menjadi pusat kegiatan. Kota yang berkembang dengan pola yang seperti ini, biasannya kota yang berada di tepi pantai.

Kota dan desa di sekitarnya mempunyai hubungan timbal balik, sehingga barang-barang hasilpertanian dari desa di kirim kekota. Sebaliknya, hasil industri dari kota yang dibutuhkan dan dikonsumsi oleh penduduk desa dapat disalurkan.
Usaha-usaha pembangunan kota untuk mencapai keserasian dengan pembangunan pedesaan sekitarnya dilaksanakan pada berbagai bidang antara lain sebagai berikut.
a. Bidang transportasi
Dalam bidang transportasi selalu diusahakan perbaikan, pemeliharaan, dan pembangunan jalan-jalan baru yang menghubungkan kota dengan desa disekitarnya. Dengan demikian hasil produksi pertanian dari pedesaan mudah disalurkan kekota.
b. Bidang sarana penerangan listrik
Peningkatan pembangunan pusat-pusat listrik di kota dapat memperluas jaringan listrik, sehingga dimungkinkan adanya listrik masuk desa.
c. Bidang pendidikan
Pembangunan sekolah-sekolah terutama SMA dan sekolah kejuruan di kota kecil akan bermanfaat bagi daerah pedesaan sekitarnya.
d. Bidang industri
Peningkatan pembangunan industri dan proyek-proyek lain di kota kecil dan kota sedang dapat menyerap tenaga kerja dari pedesaan. Dengan demikian, pembangunan ini akan dapat mengurangi arus urbanisasi kekota-kota besar.
e. Bidang perdagangan
Perlu dilaksanakannya pemugaran, perluasan, dan pembangunan pasar serta pertokoan di kota. Hal tersebut akan semakin memperlancar perdagangan ( distribusi ) hasil industri dari kota dan hasil pertanian dari desa
f. Bidang media masa
Pembangunan sarana media masa, seperti surat kabar, radio, dan televisi dapat meningkatkan sarana penyuluhan dan penerangan masyarakat.
g. Bidang perkreditan
Cabang-cabang bank pemerintah maupun bank-bank perkreditan lain terus memperluas pelayanan kepada masyarakat. Tujuannya agar masyarakat lebih mudah memperoleh kredit sebagai tambahan modal pertanian dan usaha produksi.
h. Bidang pelayanan kesehatan
Peningkatan pembangunan rumah sakit umum dikota-kota ditujukan untuk memperbesar daya tampung pasien, sehingga dapat menerima pasien dari desa dan sekitarnya.
i. Pembangunan kota kecil disekitar kota metropolitan
Pembangunan wilayah disekitar kota metropolitan atau pembangunan wilayah dikota satelit akan meringankan beban permukiman di wilayah inti kota.
Studi geografi pada prinsipnya merupakan studi keruangan tentang gejala-gejala geografi. Gejala geografi yang ada di sekitar kita merupakan hasil keseluruhan interelasi keruangan faktor alam dan faktor manusia. Dari hasil studi gejala yang nyata tersebut akan terbentuk suatu pola abstrak dalam diri kita yang disebut konsep.
Pola abtrak tersebut berkenaan dengan gejala yang konkret tentang geografi dan sering disebut konsep geografi. Konsep geografi ini merupakan pola abstrak yang dapat digunakan untuk mengungkapkan berbagai faktor, gejala, dan masalah geografi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar